Sabtu, 09 Februari 2013

Museum Sejarah Jakarta (Kota Tua)


Museum Sejarah Jakarta
Sejarah Gedung
Pertama kali gedung ini dibangun pada tahun 1620 oleh Gubernur Jenderal Jean Peterzoon Coen hingga selesai pada tahun 1626. Pada tahun 1628 dan 1629 saat pasukan Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Mataram menyerang Batavia gedung ini hancur karena terbakar. Pada tahun 1649 baru dilakukan perbaikan kembali. Pada masa pemerintahaan Gubernur Jenderal Joan Van Hoorn gedung ini dibongkar dan dibangun kembali pada tanggal 25 Januari 1707 yang diselesaikan oleh Gubernur Jenderal Abraham van Riebeeck pada tanggal 10 Juli 1710 sampai tahun 1712. Yang berfungsi sebagai “ Stad Huis” ( Balai Kota ) dan “ Raad Van Justitie ” ( Dewan Pengadilan ). Pada tahun 1925 sampai dengan 1942 gedung ini digunakan sebagai kantor provinsi Jawa Barat, tahun 1942 sampai dengan 1945 digunakan sebagai markas  Dainipon, setelah kemerdekan 1945 sampai dengan 1963 digunakan sebagai kantor Gubernur Jawa Barat dan pada tahun 1964 digunakan markas TNI KODIM 0503 Jakarta Barat. Pada tahun 1972 diserahkan kepada pemerintah DKI yang kemudian diperbaiki dan digunakan sebagai Museum Sejarah Jakarta yang diresmikan oleh Gubernur DKI Bpk. Ali Sadikin, pada tanggal 30 Maret 1974. Dengan luas area 13.388 m2.
1.      Ruang prasejarah  (sebelum mengenal tulisan)
Orang – orang purba ( nenek moyang orang Jakarta ) sudah ada sejak 1000 sebelum masehi terbukti dari hasil temuan Tim Arkeolog yang berupa : pahat batu, beliung batu, kampak Batu peninggalan dari zaman batu baru ( New Neolotikum ) ini semua ditemukan disepanjang pinggiran sungai kali ciliwung.
2.      Ruang Masa Sejarah (setelah mengenal tulisan)
+  pada abad ke 5 didaerah Jabotabek berdiri kerajaan Hindu Taruma Negara yang nama rajanya  Prabu Purnawarman. Ini terbukti dari peniggalan prasasti batu
 a. Prasasti Kebon Kopi ( duplikat )
            Prasasti yang asli terdapat di desa kebon kopi Bogor, mempunyai simbol dua telapak kaki gajah milik Raja Purnawarman yang dipergunakan sebagai kendaraan.
b.Prasasti Ciaruteun  ( duplikat )
Prasasti ini ditemukan di sungai Ciaruteun Bogor menyimbolkan tentang dua telapak kaki Raja Purnawarman yang mirip dengan telapak kaki Dewa Wisnu maka beliau dianggap sebagai titisan Dewa Wisnu.
c. Prasasti Tugu ( duplikat )
Ditemukan di desa Batu Tumbu Tanjung Priok Jakarta Utara yang asli di Museum Nasional bertuliskan huruf palawa berbahasa sangsekerta. Sebagai peringatan diresmikannya sungai Gomati dan Candrabaga oleh Raja Purnawarman yang selesai digali selama 21 hari dengan panjang 6122 tombak + 12 km. Dalam peresmianya raja berkenan membagikan 1000 ekor sapi kepada para Brahmana yang berjasa dalam pembuatan sungai tersebut. Sungai tersebut sangat jernih, berkilau dan berliku – liku sehingga bila dipandang dari muara tergambar bagaikan ular naga yang kemudian diberi nama Candrabaga, kemudian berganti nama menjadi Bagasi ( Bagasasi ) yang kini menjadi nama kota Bekasi dan sungai tersebut kini dikenal kali bekasi
           
3. Ruang Sunda Kalapa / Pajajaran
+ pada abad ke 14 Kerajaan Tarumanegara sudah tidak terdapat lagi bukti – bukti penemuannya dan dianggap hilang, di jabotabek berdiri kerajaan – kerajaan kecil dan yang paling terkenal adalah Kerajaan Pakuan Pajajaran nama Rajanya yang paling terkenal dengan gelar Prabu Siliwangi.
a. Prasasti Batu Tulis ( duplikat ) yang aslinya terdapat di Desa Batu Tulis , Bogor.
P8010048.JPGKeterangan : Legenda / susunan nama raja yang pernah memerintah dikerajaan Pajajaran . Dilokasi batu tulis ini dipergunakan sebagai pelantikan Raja – raja Pajajaran . Setelah dilantik kemudian namanya ditulis di batu ini, tertera di baris akhir nama Sri Baduga Maharaja / Prabu Siliwangi sebagai Raja terakhir.
           







            4.Ruang Portugis
            a. Monumen Padrao , dibaca padrong ( duplikat )
Monumen yang asli berada di Museum Nasional Jakarta, ditemukan disekitar jalan nelayan timur pasar ikan Jakarta Utara. Menguraikan tentang perjanjian antara Portugis dan Sunda Kalapa / Pajajaran. Pada tanggal 21 Agustus 1522 diadakan perjanjian parsahabatan dan perdagangan antara Portugis dengan Pajajaran. Didalam perjanjian tersebut disepakati bahwa Portugis diizinkan mendirikan sebuah benteng disekitar pelabuhan Sunda Kalapa, Raja Sunda memberikan   hadiah 1000 keranjang lada sebagai bukti dibuatlah (Monumen Tugu) orang – orang portugis menyebutnya padrong.
Selain dibuat monumen juga dibuat surat perjanjian yang ditulis dalam 2  bahasa huruf latin berbahasa Portugis ,dan huruf palawa berbahasa sangsekerta yang tertera tanda tangan masing- masing pihak.
            5. Ruang Sultan Agung dari Mataram Lukisan karya Bpk. S. Soejoyono tahun 1973
Menguraikan tentang peperangan antara VOC dan pasukan Sultan Agung pada tahun 1628 dan 1629 dimana gedung yang pertama / balai kota hancur karena di bakar oleh pasukan Sultan Agung . Yang menarik disini ada kisah legenda asal nama kota Betawi. Pada saat peperangan tersebut VOC / Belanda kehabisan peluru ( amunisi ) mereka terkepung oleh pasukan Sultan Agung yang akhirnya VOC / Belanda menggunakan peluru dari kotoran manusia ( tai ). Karena kebanyakan pasukan Sultan Agung memeluk agama islam mereka banyak yang berteriak, ada yang bilang mambu tai, mambet tai, bau tai Batavia bau tai, dsb. Maka trerjadi pelesetan Betawi asal kata dari baunya tai.
6. Ruang Betawi
Contoh bahasa betawi yang campuran.
Alat musik gamelan gambang kromong adopsi dari kebudayaan Cina, Sunda dan Jawa.
Alat musik tanjidor adopsi dari Portugis.
Pakaian adat pernikahan Betawi.
7. Ruang VOC / Belanda.
Lukisan Jean Peterzoon Coen.
Dialah yang membumi hanguskan Kerajaan Jayakarta pada tanggal 30 Mei 1619 yang diganti nama menjadi Batavia, dialah yang membangun kota Batavia yang mirip dengan kota di Amsterdam.
Tempat tidur pada abad ke- 17.
Senjata yaitu pedang , tombak.
Perabotan terbuat dari bahan perak yaitu piring, tempat sirih, tempat tinta, dsb.
8. Ruang Ibadah.
Market Kelenteng untuk Agama Budha ( orang – orang Cina Konghucu ) dari kelenteng Cilincing Jakarta Utara.
Mimbar untuk khotbah Agama Islam di masjid yang dibuat pada abad ke- 18 dari masjid kampung baru.
Market Gereja yang bangunanya hancur pada tahun 1808 akibat gempa bumi sekarang menjadi museum wayang.
9. Lantai atas ruang Belanda (  ruang tunggu ).
 Terdapat 3 lukisan kisah nyata tentang pengadilan karya JJ Denish pada tahun 1660.
            a. Gambar tengah.
Raja Solomo ( Nabi Sulaiman ) mengambil keputusan yang bijaksana mengenai peristiwa seorang bayi, yang diperebutkan oleh kedua wanita / orang yang mengaku sebagai ibunya.
            Akhirnya dipanggilah seorang algojo untuk membelah bayi agar dibagi dua supaya adil, akan tetapi baru saja akan dibelah maka berkatalah seorang ibu dengan ucapan  “jangan lebih baik bayi ini diberikan kepada ibu yang berdiri disebelah ini”. Demikian dan akhirnya hakim memutuskan bahwa wanita yang berbicara itulah ibu kandungnya, dengan alasan siapa yang mengandung dan melahirkan merasa tidak tega mendengar bayi tersebut akan dibagi dua.
            b. Sebelah kanan .
Raja sekaligus menyusun undang – undang ZALAUKOS dari Lokri ( Yunani pada abad ke VII M ) siap mengorbakan salah satu matanya untuk mengindahkan hukum yang diundang- undangkan sendiri dengan demikian Raja ingin menyelamatkan salah satu mata putranya yang harusnya ditusuk kedua matanya karena melanggar hukum itu dengan berjinah.
c.       Sebelah kiri.
Raja Persia Cambises abad ke V M yang sedang memerintahkan agar Hakim Korup SISAMNES dikuliti, lalu putranya Sisamnes menggantikan ayahnya yang kulitnya dipakai  untuk melapisi kursi Hakim. Ini adalah sebuah peringatan keras bagi para Hakim – Hakim yang dapat disuap.
            10. Ruang Sidang.
Diruang sidang ini ada beberapa pahlawan kita yang pernah diadili diantaranya adalah Pangeran Diponogoro, Cut Nyadien dan Untung Suropati. Ada beberapa peniggalan disini antara lain adalah :
Pedang hukum, pedang ini pernah digunakan untuk hukum pancung / penggal kepala. Konon pedang ini pernah digunakan untuk memancung  + 500 orang Cina pada tahun 1740, mereka dipancung disekitar gedung Stad Huis ada pula yang dipancung disekitar sungai yang sekarang kita kenal dengan nama kali merah dan kali mati. Jasad mayat tersebut tdiak dikuburkan secara layak melainkan dibuang ke sungai sampai mayat – mayat tersebut terbawa arus sungai dan berakhir di kali angke dan muara angke.
11. Ruang kerja.
Terdapat lukisan suami istri Mr. dan Mrs. De With
Mereka adalah searang Belanda yang kaya raya  dan suka membagi – bagikan sembako juga uang. Karena sering membagikan uang masyarakat lebih sering menyebut Mr. Duit, untuk mengenang kebaikanya masyarakat sampai sekarang lebih sering menyebut kata duit ketimbang uang.
12. Ruang Dandless 1808 – 1811.
Herman William Daendless dia dikenal di Indonesia dengan julukan si tangan besi karena kekejamanya tentang pembuatan jalan dari Anyer sampai dengan Panarukan dengan panjang  +  1000 KM yang dikenal dengan nama kerja paksa Rodi.
13. Ruang Raffles
Thomas Staford Raffles dia adalah orang Inggris yang menjajah selama 5 tahun di Indonesia dari tahun 1811   s /d 1816. Raffles terkenal didunia dengan hasil karya bukunya yang berjudul “ History Of Java ” dia juga yang merintis dan membangun Kebun Raya Bogor dan menemukan sebuah bunga bangkai yang sekarang disebut degan bunga rafflesia.

14. Penjara Bawah Tanah.
Terdapat 5 ruangan dengan panjang 6 m, lebar 3 m, dan tinggi 1.65 m. Maksimal menampung 50 orang. Pahlawan kita yang pernah ditahan diantaranya adalah Untung Suropati pada tahun 1670 dan Pangeran Diponogoro pada tahun 1830.
15. Penjara Wanita.
Ruangan ini dulu dikenal dengan sebutan lorong gelap karena ruangan ini gelap gulita disaat jendelanya ditutup dan slalu tergenang air disaat musim hujan  pahlawan wanita yg pernah disini Cut Nyadien yg  kemudian diasingkan kedaerah Sumedang.
16. Meriam Si Jaguar
Meriam ini peninggalan Portugis dengan berat 3,5 ton dibuat di kota Maccao Cina dengan nama bengkel JAGOBARA. Pada tahun 1641 Portugis dikalahkan oleh Belanda di Malaka dan meriam ini dibawa Belanda ke Batavia dan diletakkan di benteng Diamont, terdapat tulisan “EX ME IPSSA RENATA SUM “ yg artinya “dari diriku sendiri aku dilahirkan “ menunjukan bahwa sijagur ini dituang dari 16 ( = X + I + V ) Meriam kecil. Meriam ini oleh masyarakat sekitar dianggap sebagai Dewa Kesuburan yang bisa menyembuhkan kemandulan khususnya untuk wanita. Karena dibagian belakang terdapat kepalan tangan maka dianggap sebagai simbol kejorokan oleh orang – orang  kita.
            Hukuman yang diterapkan Belanda
Tempat tiang gantung dan hukum Pancung berada dihalaman gedung ini pd masa Belanda dinamakan “ Golgenveld “  tercatat yg pernah dihukum diBalai Kota ini diantaranya :
- pd tgl 19 Juli 1676 empat orang dihukum pancung disini dgn dakaawaan                                   membunuh,
            - enam orang budak belian dipatahkan tubuhnya dgn menggunakan Roda delman,
            - seorang indo Belanda digantung disini karena mencuri,
            - beberapa prajurit Belanda dihabisi ditiang Gantung meninggalkan tugas penjagaan,
-seorang Isteri Belanda, Istri seorang Guru dikalungi Besi dan ditahan dipenjara wanita selama 12 thn karena berzinah,
- eksekusi Pieter erberveld pria keturunan Belanda Jerman  dilakukan dgn cara dicambik empat ekor  kuda sehingga badannya pecah berantakan, lokasi esekusi itu dikenal Kampung Pecah Kulit sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar