Judul
Buku :
Sejarah Khadijah al-Kubra “Istri
Rasulullah saw
Pengarang : Sayid A. A. Razwy
Penerbit :
Lentera
Tebal
Halaman : 288 halaman
Tahun
Terbit :
2007
Kota
Terbit : Jakarta
Khadijah
merupakan wanita arab keturunan bangsa suku Quraisy. Beliau adalah putri dari
Khuwailid seorang bangsawan arab suku Quraisy pada saat itu. Keluarga Khadijah
merupakan keluarga yang terpandang di tanah Arab tidak hanya karena kekayaan
yang dimiliki tetapi juga karena kepribadian dan akhlaknya.
Pada
masa itu, perdagangan merupakan sistem ekonomi yang berkembang disana. Karena
ayah Khadijah, Khuwailid merupakan seorang saudagar sehingga ia juga mengambil
keuntungan dari perdagangan dalam dan luar negeri. Perdagangan yang dilakukan
sebanyak 2 kali dalam setahun yaitu ketika musim panas (kafilah-kafilah pergi
ke Syria) dan pada musim dingin (kafilah-kafilah pergi ke Yaman). Para kafilah
ini membawa barang-barang hasil bumi gurun dan menjualnya di Syria serta Yaman
kemudian para kafilah ini juga membeli barang dagangan dari Syria dan Yaman
yang untuk kemudian diperjualbelikan di pasar Arab.
Ketika
Khuwailid, ayah Khadijah meninggal sekitar tahun 585 M, harta kekayaan ayahnya
dibagikan kepada seluruh anaknya termasuk Khadijah. Kemudian Khadijah
melanjutkan usaha keluarganya tersebut karena Khadijah memang dianugerahi
keterampilan yang dimiliki oleh ayahnya dalam hal perdagangan dan bisnis.
Karena keterampilan dari Khadijah ini yang menggunakan jasa seorang agen yang
handal, Khadijah berhasil meraup keuntungan yang fantastis dari penjualan
barang dagangan mereka tersebut serta Khadijah juga merupakan pedagang terkaya
di Mekkah karena keterampilannya tersebut sehingga penduduk Mekkah memberinya
julukan “Putri Quraisy” (The Princess of
Quraisy) dan mereka juga menyebutnya “Putri Mekkah” (The Princess of Makka). Selain itu juga Khadijah diberi gelar ath-Thahirah yang artinya “yang suci”.
Gelar ini diberikan oleh orang-orang Arab yang merasa hebat atau fanatisme
keunggulan laki-lakinya karena pada saat itu lelaki sangat berkuasa dibanding
perempuan namun hal tersebut terpatahkan karena reputasi dan budi pekerti yang
baik dari Khadijah itu sendiri sehingga banyak dari tokoh-tokoh bangsa Arab
yang mengajukan lamaran kepadanya tetapi Khadijah tidak menggubris setiap
lamaran tersebut.
Disaat
Khadijah membutuhkan seorang agen untuk mengantar barang dagangannya ke Syria,
kemudian paman Nabi yaitu Abu Thalib merekomendasikan Muhammad dan Khadijah
menerima tawaran dari Abu Thalib karena Khadijah juga telah mendengar mengenai
Muhammad yang jujur dan dapat dipercaya. Dalam perjalanan Muhammad ke Syria,
beliau ditemani oleh seorang budak Khadijah yang bernama Maisarah. Kemudian
Maisarah menceritakan seputar kejadian dalam perjalanan mereka ke Syria.
Maisarah memuji kecerdasan, kejujuran serta keahlian Muhammad dalam melakukan
transaksi. Hal tersebut membuat Khadijah senang karena Muhammad menghasilkan
keuntungan yang begitu besar.
Perjalanan
yang dilakukan oleh Muhammad sebagai agen ke Syria inilah yang menjadi awal
dari kisah antara mereka berdua. Pada akhirnya Muhammad dan Khadijah pun
menikah. Pesta pernikahannya bisa dikatakan sederhana, namun perayaan setelah
pernikahan Muhammad dan Khadijah terasa lebih meriah karena paman Muhammad Abu
Thalib ingin melihat keponakannya tersebut bahagia dan juga Khadijah membuat
pesta yang megah karena baginya pada saat itu Muhammad adalah harta yang paling
berharga untuk Khadijah.
Kemudian
Muhammad mulai untuk menyebarkan Islam melalui dakwah secara sembunyi-sembunyi
yang dimulai dri keluarganya terlebih dahulu. Khadijah yang mendengar bahwa
Muhammad merupakan utusan Allah swt untuk menyebarkan agama Islam di muka bumi
mendukung akan hal yang dilakukan oleh suaminya tersebut. Pada saat itu pula
Khadijah menjadi manusia pertama sekaligus muslimah pertama yang menyatakan
diri masuk Islam dengan mengucapkan “Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya”. Kemudian Nabi mengajarkan
Khadijah mengenai Islam serta mengajari cara wudhu dan shalat. Pada saat itu
Khadijah memahami bahwa shalat merupakan pintu gerbang menuju surga Allah swt.
Ketika
masa dakwah yang dilakukan terang-terangan oleh Muhammad dan para pengikutnya,
Khadijah tetap setia disamping Muhammad bahkan ketika masa pengepungan yang
dilakukan oleh kaum Quraisy yang menentang Muhammad, Khadijah menghabiskan
semua hartanya untuk membeli berbagai kebutuhan pokok seperti makanan dan air
untuk suku suaminya. Dan pada akhirnya Khadijah meninggal dunia karena sakit.
Pada saat hari kematiannya, tidak ada uang yang tersisa karena sudah habis
untuk membantu kebutuhan Muhammad dalam menyebarkan Islam bahkan untuk membeli
kafan juga tidak bisa sehingga kain kafan yang digunakan untuk menguburkan
Khadijah ialah jubah yang digunakan oleh Muhammad. Ketika Khadijah sedang dalam
keadaan sakit juga, Muhammad dengan rasa kasih sayang dan penuh cinta berada disamping
istrinya tersebut. Khadijah wafat pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-10 Seruan
Islam.
Dari
penjelasan yang dipaparkan dalam buku ini, dapat disimpulkan bagaimana
pengorbanan Khadijah dalam membantu usaha Muhammad untuk menyebarkan agama
Islam di Mekkah. Didalam tekanan selama 3 tahun dan pengepunan yang tiada
hentinya Khadijah mengerahkan segalanya keteguhan, kegigihan, visi serta
keimanannya yang kuat kepada Allah swt dan kepada Muhammad utusan Allah swt
merupakan bentuk dukungan Khadijah terhadap Islam. Pengorbanan dari Khadijah
ini mengisi sejarah yang secara kualitatif maupun kuantitatif mengungguli
pengorbanan dari siapa pun yang mereka berikan untuk Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar