Sabtu, 09 Februari 2013

Sejarah Khadijah


Judul Buku                  : Sejarah Khadijah al-Kubra “Istri Rasulullah saw
Pengarang                   : Sayid A. A. Razwy
Penerbit                       : Lentera
Tebal Halaman            : 288 halaman
Tahun Terbit                : 2007
Kota Terbit                  : Jakarta

Khadijah merupakan wanita arab keturunan bangsa suku Quraisy. Beliau adalah putri dari Khuwailid seorang bangsawan arab suku Quraisy pada saat itu. Keluarga Khadijah merupakan keluarga yang terpandang di tanah Arab tidak hanya karena kekayaan yang dimiliki tetapi juga karena kepribadian dan akhlaknya.
Pada masa itu, perdagangan merupakan sistem ekonomi yang berkembang disana. Karena ayah Khadijah, Khuwailid merupakan seorang saudagar sehingga ia juga mengambil keuntungan dari perdagangan dalam dan luar negeri. Perdagangan yang dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun yaitu ketika musim panas (kafilah-kafilah pergi ke Syria) dan pada musim dingin (kafilah-kafilah pergi ke Yaman). Para kafilah ini membawa barang-barang hasil bumi gurun dan menjualnya di Syria serta Yaman kemudian para kafilah ini juga membeli barang dagangan dari Syria dan Yaman yang untuk kemudian diperjualbelikan di pasar Arab.
Ketika Khuwailid, ayah Khadijah meninggal sekitar tahun 585 M, harta kekayaan ayahnya dibagikan kepada seluruh anaknya termasuk Khadijah. Kemudian Khadijah melanjutkan usaha keluarganya tersebut karena Khadijah memang dianugerahi keterampilan yang dimiliki oleh ayahnya dalam hal perdagangan dan bisnis. Karena keterampilan dari Khadijah ini yang menggunakan jasa seorang agen yang handal, Khadijah berhasil meraup keuntungan yang fantastis dari penjualan barang dagangan mereka tersebut serta Khadijah juga merupakan pedagang terkaya di Mekkah karena keterampilannya tersebut sehingga penduduk Mekkah memberinya julukan “Putri Quraisy” (The Princess of Quraisy) dan mereka juga menyebutnya “Putri Mekkah” (The Princess of Makka). Selain itu juga Khadijah diberi gelar ath-Thahirah yang artinya “yang suci”. Gelar ini diberikan oleh orang-orang Arab yang merasa hebat atau fanatisme keunggulan laki-lakinya karena pada saat itu lelaki sangat berkuasa dibanding perempuan namun hal tersebut terpatahkan karena reputasi dan budi pekerti yang baik dari Khadijah itu sendiri sehingga banyak dari tokoh-tokoh bangsa Arab yang mengajukan lamaran kepadanya tetapi Khadijah tidak menggubris setiap lamaran tersebut.
Disaat Khadijah membutuhkan seorang agen untuk mengantar barang dagangannya ke Syria, kemudian paman Nabi yaitu Abu Thalib merekomendasikan Muhammad dan Khadijah menerima tawaran dari Abu Thalib karena Khadijah juga telah mendengar mengenai Muhammad yang jujur dan dapat dipercaya. Dalam perjalanan Muhammad ke Syria, beliau ditemani oleh seorang budak Khadijah yang bernama Maisarah. Kemudian Maisarah menceritakan seputar kejadian dalam perjalanan mereka ke Syria. Maisarah memuji kecerdasan, kejujuran serta keahlian Muhammad dalam melakukan transaksi. Hal tersebut membuat Khadijah senang karena Muhammad menghasilkan keuntungan yang begitu besar.
Perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad sebagai agen ke Syria inilah yang menjadi awal dari kisah antara mereka berdua. Pada akhirnya Muhammad dan Khadijah pun menikah. Pesta pernikahannya bisa dikatakan sederhana, namun perayaan setelah pernikahan Muhammad dan Khadijah terasa lebih meriah karena paman Muhammad Abu Thalib ingin melihat keponakannya tersebut bahagia dan juga Khadijah membuat pesta yang megah karena baginya pada saat itu Muhammad adalah harta yang paling berharga untuk Khadijah.
Kemudian Muhammad mulai untuk menyebarkan Islam melalui dakwah secara sembunyi-sembunyi yang dimulai dri keluarganya terlebih dahulu. Khadijah yang mendengar bahwa Muhammad merupakan utusan Allah swt untuk menyebarkan agama Islam di muka bumi mendukung akan hal yang dilakukan oleh suaminya tersebut. Pada saat itu pula Khadijah menjadi manusia pertama sekaligus muslimah pertama yang menyatakan diri masuk Islam dengan mengucapkan “Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan-Nya”. Kemudian Nabi mengajarkan Khadijah mengenai Islam serta mengajari cara wudhu dan shalat. Pada saat itu Khadijah memahami bahwa shalat merupakan pintu gerbang menuju surga Allah swt.
Ketika masa dakwah yang dilakukan terang-terangan oleh Muhammad dan para pengikutnya, Khadijah tetap setia disamping Muhammad bahkan ketika masa pengepungan yang dilakukan oleh kaum Quraisy yang menentang Muhammad, Khadijah menghabiskan semua hartanya untuk membeli berbagai kebutuhan pokok seperti makanan dan air untuk suku suaminya. Dan pada akhirnya Khadijah meninggal dunia karena sakit. Pada saat hari kematiannya, tidak ada uang yang tersisa karena sudah habis untuk membantu kebutuhan Muhammad dalam menyebarkan Islam bahkan untuk membeli kafan juga tidak bisa sehingga kain kafan yang digunakan untuk menguburkan Khadijah ialah jubah yang digunakan oleh Muhammad. Ketika Khadijah sedang dalam keadaan sakit juga, Muhammad dengan rasa kasih sayang dan penuh cinta berada disamping istrinya tersebut. Khadijah wafat pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-10 Seruan Islam.
Dari penjelasan yang dipaparkan dalam buku ini, dapat disimpulkan bagaimana pengorbanan Khadijah dalam membantu usaha Muhammad untuk menyebarkan agama Islam di Mekkah. Didalam tekanan selama 3 tahun dan pengepunan yang tiada hentinya Khadijah mengerahkan segalanya keteguhan, kegigihan, visi serta keimanannya yang kuat kepada Allah swt dan kepada Muhammad utusan Allah swt merupakan bentuk dukungan Khadijah terhadap Islam. Pengorbanan dari Khadijah ini mengisi sejarah yang secara kualitatif maupun kuantitatif mengungguli pengorbanan dari siapa pun yang mereka berikan untuk Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar